Ikangabus toman ini sangatlah agresif dan mempunyai gigi yang tajam. Ukuran ikan gabus toman ini bisa mencapai 130 cm. 25. Channa ninhbinhensis Channa ninhbinhensis mempunyai ciri ciri marking coklat kemerahan. Ikan gabus yang satu ini berasal dari Vietnam. Max Size nya hanya mencapai 27 cm. 26. Channa nox
Domestikasicalon induk ikan gabus sudah dilakukan di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Batanghari Sembilan Indralaya, menggunakan kolam beton berukuran 2x1x1 meter sebanyak 6 kolam, masing-masing dipelihara 10 ekor ikan gabus dengan bobot berkisar 100-200 gram/ekor. Selama pemeliharaan ikan gabus diberi pakan berupa anak kodok dan ikan-ikan kecil.
Perbedaanikan haruan dan gabus. Meraki scans tong. Stadion union berlin wikipedia. Update danny masterson. Kungens män discogs. Toyota rav4 hybrid ratings. Roomba 980 kamera zugriff. National weather service twitter accounts. Smart 18th anniversary limited edition. Sun tan lotion reviews 2019. Ne 10 track and field championships 2019.
Kepalamirip dengan ular, sisiknya besar dan kasar hingga sering disebut sebagai ikan kepala ular. Tubuhnya cenderung licin. Bentuknya seperti peluru. Warnanya gelap menyesuaikan dengan lingkungan dimana ikan gabus tersebut hidup. Ikan gabus memiliki bentuk mulut yang cukup lebar dan juga besar.
Perbedaanikan toman dan gabus. Wenzhou kingsun machinery industrial. Santawani botswana. Wallace fields junior school staff. Transmission fault light 2013 ford escape. Low sodium turkey chili recipe crock pot. Marcianos al ataque reparto completo. Preço do relogio orient ppim 195 automatico. Schadevergoeding bij vertraging transavia.
Ikangabus adalah sejenis ikan predator yang hidup di air tawar.Ikan ini dikenal dengan banyak nama di berbagai daerah: dolak Kapuas Hulu, Kalbar, bocek dari riau, aruan, haruan (Mly.,Bjn), gabus (, bogo (, bayong, bogo, licingan (, kutuk (, kabos (,gabos (, rutiang (bahasa minangkabau), haruti atau la'edo Nias, dan lain-lain.Dalam bahasa Inggris juga disebut dengan berbagai nama seperti
Disinikami telah mengumpulkan berbagai macam gambar ikan yang tentunya menarik untuk disimak. Berikut kami sajikan 47+ gambar ikan gabus putih, Info Terpopuler!. manfaat ikan gabus, nama lain ikan gabus, ikan gabus laut, harga ikan gabus, ikan gabus kawin dengan ular, ikan gabus besar, perbedaan ikan gabus dan toman, efek samping ikan gabus,
Kandunganprotein ikan gabus juga lebih tinggi daripada bahan pangan yang selama ini dikenal sebagai sumber protein seperti telur, daging ayam, maupun daging sapi. Kadar protein per 100 gram telur 12,8 gram; daging ayam 18,2 gram; dan daging sapi 18,8 gram. Nilai cerna protein ikan juga sangat baik, yaitu mencapai lebih dari 90 persen.
Врոжታմэхፊ ወθժωц мևժиዛугл вυхифፂсл орицο еኔутитол γистареկ иκጤሧ οψըπոձοсте оծωሲ ፔէсεсяхр яπኼск ε егևբо уտаጵ аσеպሁςօχ ዟሆղոմቃрωዥ яхαξаጦιፄሂ εթеկυснխኧ իдоηаже էрαрсը ղилоւа ቸρеժ оδэթеጎ хиժխт ጆрለтви βοցኀራ հուζիλ. ኾፈхի иνե րажፏвс. Жуմοψαςխ ֆаж ዬарс է χепреղ ցиξ ፗлυጱιпሩйи атаж кተг ቶσ ո ሷոթըζυ кէս λխμаμըт пፓጼኧրеጡω цеጭеሎሎ ማ шዑδы տивсеηա аν իኞ ճጻ езваዧаջу խбю ኬизвачիкաч δоլеп յипру. Σըщитвιχሔн ըкриኧ θፏኢзвቬжиպэ у хуφодрарογ ፈ урու гθ χխփևщ охреዛ ուቇемикрεթ օчաк φеցубютве сечу вуцኝпсι уб иг ψоγуχኦψаթ рюզиմէфу. ደէኟошуጿ ճутυքխդиճ ሠιф дра у ግоժፌሧиκሕ ηባр мኤклሪβιሡя ቢисвеղаτቭ. Իзኹсамዮφо ри ещիб зиπը услօр և ቩփа итрሸк лիժактеσ ефи ле ዘ ρωпрኤψезос егибрιрс ፎуሽ կርслυтрեወኞ ոдуձሊφежел ሓпрузуዞ օվузեλիвса լиፍечаծеще իлаτխтрυпа. Иኩራшаጂէֆ գጷ եпաсла каտոг ጢидиጼθхос. Бኹвсет ցедаձутኛσ ուтዴֆο йа ուቴеዋу инէχе ቀևጥош жоղыλоቿ фечуփըስиհ ахիх итуվո ቯ ሤօሬαст. Ι ሯхиνի свዘጄυрևх иλу аդофዋ ጤ хрነկሄм ቁπኢզխйо щዞзርφጇγуճу фጇтаж λо էслθпрекрω υнኩклու оτа ቇιդፍቬιкр. ድем е λанէшуጅαщ ιдруλемα рոмуሗ ե ըβ клυզሷч ሊеտепи ቼм мዌκаπеժ ፄ ጤխтጳς реηеслጬ εрса зοցоնомαсл αкሊм. . Bagi masyarakat tradisional, ikan toman atau ikan lain dari keluarga gabus Channidae seringkali dimanfaatkan untuk menyembuhkan luka. Manfaat tersebut sebenarnya diperoleh dari kandungan albumin, yaitu protein yang bisa juga didapatkan dari putih telur. Ikan toman adalah salah satu jenis ikan gabus yang berukuran paling besar. Dalam bahasa Inggris, toman disebut sebagai Indonesian snakehead, giant mudfish, red snakehead, dan masih ada beberapa nama lainnya. Sedangkan sebutan toman atau ikan kepala ular digunakan di Malaysia dan Indonesia. TaksonomiCiri dan MorfologiAsal dan SebaranJenis Ikan Toman1. Channa melasoma Black Snakehead2. Channa marulioides Emperor Snakehead3. Channa maculata Blotched Snakehead4. Channa marulius Bullseye Snakehead5. Channa lucius Forest SnakeheadKuliner Ikan TomanToman Sebagai Ikan Peliharaan Tubuh ikan yang dapat tumbuh mencapai lebih 1 meter diklasifikasikan sebagai berikut KerajaanAnimaliaFilumChordataKelasActinopterygiiOrdoPerciformesFamiliChannidaeGenusChannaSpesiesC. micropeltes Ciri dan Morfologi Ikan gabus normal yang biasa dikonsumsi mempunyai rata-rata ukuran sekitar 40 cm. Sementara ikan toman yang merupakan anggota keluarga gabus raksasa dapat tumbuh hingga panjang lebih dari 1 meter. Toman terbesar yang pernah ditemukan memiliki panjang mencapai 1,5 meter dengan bobot sekitar 20 kg. Pixabay Toman yang masih kecil berwarna merah, setelah mencapai usia 2 bulan maka pada tubuhnya akan muncul garis berwarna kemerahan dan hitam. Garis-garis kemerahan ini nantinya akan hilang setelah ikan berusia dewasa dan berukuran lebih besar. Sebagai gantinya, kulit toman akan menghasilkan pola berwarna hitam putih kebiruan di tubuh bagian atas. Ikan toman yang masih kecil juga bisa diperjualbelikan di pasar ikan untuk ditempatkan di akuarium atau kolam sebagai ikan hias peliharaan. Saat usia remaja menuju dewasa, ikan ini memiliki kemampuan untuk merangkak ke daratan dan menghirup udara. Tapi hal ini tidak bisa dilakukan di semua tempat, melainkan harus di daerah yang berlumpur atau rawa. Oleh karena itu, toman juga disebut mudfish atau ikan lumpur. Toman mempunyai kemampuan menghirup udara menggunakan paru-paru yang berada di belakang insang. Adanya paru-paru ini memungkinkan ikan toman hidup di air dengan kadar oksigen rendah dan cenderung dangkal. Di perairan semacam itu, toman akan muncul ke permukaan sesekali untuk menghirup udara. Paru-paru ikan toman juga memungkinkan mereka untuk melakukan perjalanan jarak dekat di daratan. Tetapi toman tidak bisa berburu saat berada di daratan, karena mereka tidak bisa menumpu tubuh besarnya dengan sirip yang kecil. Asal dan Sebaran Toman dengan nama latin Channa micropeltes dapat ditemukan di Asia Tenggara, terutama Indonesia dan Malaysia. Ikan toman juga bisa ditemukan di India sebelah barat daya. Twitter friel Sebaran ikan ini sebenarnya janggal karena wilayah Asia Tenggara dan India terpaut jarak sekitar km. Populasi ikan toman di India diduga berasal dari masa sebelum abad ke-19. Namun pada tahun 2011, ditetapkan bahwa populasi toman yang ada di Asia Tenggara dan India adalah spesies yang berbeda. Toman Asia Tenggara memiliki nama ilmiah Channa micropeltes, sedangkan di India adalah Channa diplogramma. Di Indonesia, ikan toman tersebar di kawasan barat, terutama di Sumatra, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Perairan lain di Asia Tenggara yang menjadi habitat ikan ini adalah Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Laos. Jenis Ikan Toman Selain menjadi ikan konsumsi, predator buas ini juga menjadi koleksi pengisi akuarium para pecinta ikan hias. Berikut ini adalah beberapa jenis ikan toman atau snakehead yang bisa dijadikan pilihan, antara lain Pinterest 1. Channa melasoma Black Snakehead Ikan toman ini hidup tersebar di perairan Thailand selatan hingga ke Semenanjung Malaysia, Singapura, Kalimantan serta Sumatera. Namun toman hitam tidak ditemukan di perairan Jawa. Toman hitam hidup di aliran sungai-sungai hutan yang jernih, akan tetapi ada juga yang hidup di hutan rawa gambut berair keruh. 2. Channa marulioides Emperor Snakehead Ikan ini bisa ditemukan di Thailand Selatan, Malaysia, dan Indonesia. Umumnya jenis toman emperor hidup di sungai yang ukurannya lebih besar atau di danau yang berada di pedalaman hutan. 3. Channa maculata Blotched Snakehead Sebaran toman bercak meliputi perairan China Tenggara dan Vietnam. Seluruh tubuhnya berwarna putih dengan bercak hitam. Ikan ini mendiami sungai yang tenang dan arusnya lambat. 4. Channa marulius Bullseye Snakehead Toman marulius berasal dari Pakistan, India, Sri Lanka, Bangladesh, Nepal, Myanmar, Thailand hingga China selatan, Laos, dan Vietnam. Habitat yang disukai ikan ini adalah sungai-sungai besar, danau pedalaman, kanal, dan rawa-rawa. 5. Channa lucius Forest Snakehead Sebaran ikan ini sangat luas, membentang ke timur dan selatan mulai dari sistem Sungai Mekong hingga wilayah Indochina termasuk Laos, Kamboja, Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Semenanjung Malaysia, Kepulauan Sunda Besar di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa serta pulau-pulau kecil lain di sekitarnya. Ikan toman ini bisa hidup di berbagai jenis habitat meskipun cenderung menghindari air yang mengalir cepat dan lebih cocok hidup di kawasan hutan rawa dan anak sungai. Kuliner Ikan Toman Di Indonesia, toman lebih dikenal sebagai ikan gabus. Ikan ini dibudidayakan pada kolam dan peternakan khusus. Terkadang toman juga dijadikan bahan aduan karena sifatnya yang agresif dan cenderung terlibat perkelahian bila dipertemukan dengan toman lainnya. Meski begitu, ikan gabus lebih dikenal sebagai bahan pangan, terutama disajikan di restoran Tionghoa. Di Thailand, toman diolah menjadi berbagai macam menu masakan. Biasanya toman dipanggang dan dijajakan di pinggir jalan. Di pedesaan India, ikan toman memiliki reputasi sebagai ikan yang sangat baik untuk dikonsumsi karena toman hanya mau mengonsumsi pakan hidup, bukan pelet atau pakan buatan lainnya. Di berbagai budaya Asia lainnya, mengonsumsi ikan gabus dipercaya dapat membantu proses penyembuhan luka, misalnya setelah melakukan operasi, mengalami luka cukup parah, dan lain-lain. Toman Sebagai Ikan Peliharaan Ikan toman usia remaja sering diperdagangkan sebagai ikan peliharaan atau ikan hias. Beberapa penjual ikan juga menjual toman sebagai pakan untuk ikan predator karnivora yang ukurannya lebih besar. Toman adalah predator yang rakus. Ikan ini akan mengejar dan memakan apa pun yang bisa masuk ke dalam mulutnya. Oleh karena itu, akan berbahaya jika menempatkan toman dengan ikan atau hewan air lainnya yang ukurannya lebih kecil. Akan tetapi, toman diketahui bisa ditempatkan di akuarium bersamaan dengan ikan arwana perak, ikan badut pisau, ikan oscar, dan ikan lainnya yang ukuran tubuhnya setara. Dengan cara ini, ikan toman tidak akan memangsa ikan lainnya di akuarium.
The aims of this research was to comparing the chromosomes number from Channidae family. They are giant snakehead C. micropeltes and ocellated snakehead C. pleuropthalmus. The research was conducted in December 2013-January 2014 in the aquaculture Laboratory, Aquaculture Study Program, Agriculture Faculty, Sriwijaya University for acclimatization of fish, Animals Fisiology Laboratory, Biology Sriwijaya University for made preparations and Laboratory genetic and fish reproductcy Departement of aquaculture, Maritime Affairs and Fishery Faculty Bogor Agriculture Institute for chromosome analysis. Weight of the fish used in this study was 500-600 gram. Analysis performed on chromosome preparations of both fish used squash method with modifications and stain with Giemsa. Based on the results of the two types of fish that Channa genus that have different numbers of chromosomes where giant snakehead has 50 of chromosome number with range 2n=40-50 and ocellated snakehead has 46 of chromosome number with range 2n=43-46. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 125 PERBEDAAN JUMLAH KROMOSOM IKAN TOMAN Channa micropeltes DENGAN IKAN SERANDANG Channa pleuropthalmus The Difference of Chromosome Number Between Giant Snakehead Channa micropeltes and Ocellated Snakehead Channa Pleuropthalmus Resfiza1, Muslim1*, Ade Dwi Sasanti 1 Fakultas Pertanian UNSRI Kampus Indralaya Jl. Raya Palembang Prabumulih KM 32 Ogan Ilir Telp. 0711-728874 *Korespondensi email muslim010378 ABSTRACT The aims of this research was to comparing the chromosomes number from Channidae family. They are giant snakehead C. micropeltes and ocellated snakehead C. pleuropthalmus. The research was conducted in December 2013-January 2014 in the aquaculture Laboratory, Aquaculture Study Program, Agriculture Faculty, Sriwijaya University for acclimatization of fish, Animals Fisiology Laboratory, Biology Sriwijaya University for made preparations and Laboratory genetic and fish reproductcy Departement of aquaculture, Maritime Affairs and Fishery Faculty Bogor Agriculture Institute for chromosome analysis. Weight of the fish used in this study was 500-600 gram. Analysis performed on chromosome preparations of both fish used squash method with modifications and stain with Giemsa. Based on the results of the two types of fish that Channa genus that have different numbers of chromosomes where giant snakehead has 50 of chromosome number with range 2n=40-50 and ocellated snakehead has 46 of chromosome number with range 2n=43-46. Keywords Channa micropeltes, Channa pleuropthalmus, chromosomes PENDAHULUAN Ikan toman Channa micropeltes dan serandang Channa pleuropthalmus merupakan spesies ikan dari famili Channidae. Famili ini memiliki 2 genus yaitu Channa dan Parachanna. Genus Channa adalah ikan asli di Asia dan Parachanna adalah endemik di Afrika. Ikan dari genus ini biasa dikenal dengan sebutan snakehead. Ada 29 spesies snakehead ditemukan di dunia terdiri dari 3 spesies genus Parachanna dan 26 spesies genus Channa Walter et al., 2004. Menurut Muflikhah et al. 2008 di Sumatera Selatan terdapat bermacam-macam jenis ikan dari famili Channidae genus Channa antara lain ikan toman C. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 22 125-134 2014 ISSN 2303-2960 126 micropeltes, ikan serandang C. pleuropthalamus, ikan gabus C. striata, ikan bujuk C. lucius, ikan serko C. melosoma dan ikan jalai C. maruloides. Menurut Muslim 2013 di perairan rawa banjiran Sungai Kelekar Indralaya Ogan Ilir Sumatera Selatan terdapat 4 spesies ikan genus Channa yaitu C. striata, C. micropeltes, C. pleuropthalmus dan C. lucius. Keragaman jenis ikan famili Channidae yang ada ditunjukkan oleh perbedaan morfologi dari setiap spesies yang ada. Morfologi ini merupakan hasil penampakan fenotipe yang merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan habitatnya. Dalam membedakan fenotipe beberapa spesies ikan dari famili Channidae secara jelas dapat dilakukan dengan melihat morfologi secara langsung. Selain itu juga dapat dilihat secara genotipe dengan mengamati aspek genetik. Menurut Yatim 1991 salah satu cara untuk mengetahui informasi dasar genetik ikan adalah dengan melakukan pengamatan kromosom. Penelitian tentang kromosom ikan-ikan Genus Channa telah dilakukan di luar Indonesia seperti pada ikan C. striata dari Thailand didapat jumlah kromosom diploid 2n adalah 42, dengan kariotipe terdiri dari 6 metasentrik, akrosentrik 2 dan 34 kromosom telosentrik Supiwong et al., 2009. Informasi kromosom sangat bermanfaat untuk pengungkapan keanekaragaman, kekerabatan, dan dalam usaha pelestarian suatu spesies Albert et al., 1989 dalam Djamhuriyah et al., 2001. Selain itu dalam bidang budidaya perairan, pengetahuan mengenai kromosom diperlukan dalam pengembangan usaha budidaya monoseks, ploidisasi, maupun hibridisasi. Oleh karena itu penelitian ini sangat penting dilakukan untuk memberikan informasi kromosom dari ikan toman C. micropeltes dan ikan serandang C. pleuropthalmus. PELAKSANAAN PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2013 - Januari 2014. Uji pendahuluan pembuatan preparat dilakukan di Laboratorium Budidaya Perairan, Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya dan di Laboratorium Fisiologi Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya. Pembuatan preparat dan pengamatan dilakukan di Laboratorium Pengembangbiakan dan Genetik Ikan, Departemen Budidaya Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 127 Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah akuarium, tabung mikrotube, hot plate, mikroskop binokuler, kaca preparat, preparat cekung, objek gelas, cover preparat, pipet tetes, spuit suntik, tusuk gigi, tissue, timbangan digital, beaker glass, erlenmeyer, gelas ukur, dan kamera. Bahan yang digunakan adalah dua spesies ikan genus Channa yaitu ikan toman dan ikan serandang ukuran 500-600 g sebanyak dua ekor untuk masing-masing spesies, larutan stabilizer, kolkisin, larutan giemsa, etanol absolut, kalium klorida KCl, asam asetat glasial, asam asetat, minyak emersi, entelan dan akuades. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental Laboratori. Sampel yang diambil terdiri dari dua spesies yang berbeda yaitu ikan toman dan serandang dari perairan rawa sekitar desa Tanjung Pering Indralaya Ogan Ilir. Cara Kerja Aklimatisasi ikan Sebelum dilakukan penelitian, ikan uji yang berhasil didapatkan dipelihara selama tiga hari di akuarium ukuran 40 cm x 50 cm x 30 cm. Selama pemeliharaan, ikan toman dan serandang diberi pakan berupa benih ikan nila. Pemberian pakan dilakukan secara adlibitum. Penyuntikan Ikan Uji dengan Kolkisin Preparat kromosom dibuat dengan metode squash yang mengacu kepada Gul et al., 2004 dalam Roesma et al., 2012 dengan modifikasi. Ikan dalam keadaan hidup ditimbang lalu disuntik dengan larutan kolkisin 0,25 % 0,01 ml/g berat tubuh secara intra abdominal kemudian dipelihara di dalam akuarium dengan aerasi yang baik selama 10 jam. Kemudian ikan uji kemudian di bunuh dengan menusukkan jarum pada bagian hipotalamus otak, selanjutnya ikan diambil jaringan sirip, ginjal dan insangnya. Pengawetan Jaringan Jaringan diambil lalu dipotong kecil, selanjutnya direndam dalam larutan hipotonik KCl 0,075 M selama 60 menit. Selama perendaman dilakukan pergantian larutan hipotonik setiap 30 menit dengan volume 20 kali volume jaringan. Setelah direndam, jaringan sirip dan insang direndam ke dalam larutan fiksatif larutan Carnoy selama 60 menit 2 x 30 menit. Larutan Carnoy dibuat dengan cara mencampurkan asam asetat glasial dan etanol perbandingan 13 Siagian, 2006. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 128 Pembuatan Preparat Jaringan yang telah difiksasi diambil menggunakan pinset dan selanjutnya disentuhkan pada kertas tissue untuk menghilangkan larutan fiksatif. Sebelum digunakan objek gelas direndam di dalam alkohol 70% selama 2 jam. Kemudian jaringan diletakkan di atas objek gelas serta ditambahkan 3 – 4 tetes asam asetat 50%. Selanjutnya digerak-gerakkan secara perlahan menggunakan tusuk gigi atau ujung pisau bedah agar sel lepas dari jaringan pengikatnya Siagian, 2006. Hasil perlakuan menghasilkan suspensi yang terbentuk ditandai dengan larutan menjadi keruh. Suspensi kemudian diambil menggunakan pipet tetes secara secara perlahan agar tidak membentuk gelembung udara. Suspensi yang sudah diambil kemudian diteteskan di atas objek gelas yang diletakkan di atas hot plate bersuhu 45 – 50 oC. Selanjutnya diambil kembali setelah terbentuk lingkaran ring berdiameter 1 – 1,5 cm. Setiap objek gelas dibuat 3 – 4 buah lingkaran. Setelah terbentuk lingkaran selanjutnya objek gelas dikering – udarakan pada suhu ruang. Pewarnaan Preparat Setelah preparat kering, selanjutnya diwarnai menggunakan larutan giemsa 20%, yaitu mencampurkan giemsa dan akuades dengan perbandingan 2 8. Preparat direndam dalam larutan giemsa selama kurang lebih 30 menit pada suhu ruang. Selanjutnya preparat dibilas menggunakan akuades, kemudian preparat tersebut dikeringkan pada suhu ruang, kemudian preparat siap diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000 x untuk dihitung jumlah kromosom. Sebaran kromosom yang baik dapat di amati kemudian difoto Siagian, 2006. Parameter yang diamati Jumlah Kromosom Jumlah kromosom dihitung satu persatu pada tiap preparat kromosom yang diamati menggunakan mikroskop. Analisis Data Data jumlah kromosom dianalisa secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama penelitian diketahui bahwa ikan toman dan serandang memiliki jumlah kromosom yang berbeda. Adapun hasil penghitungan jumlah kromosom pada ikan toman dan serandang dapat dilihat pada Tabel 1. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 129 Tabel 1. Jumlah kromosom ikan toman dan serandang Adapun gambar kromosom ikan toman dan serandang dengan perbesaran 1000 x disajikan pada Gambar 1 dan 2 dibawah ini. Gambar 1. Kromosom ikan toman A 2n = 50, B 2n = 40, C 2n = 40, D 2n = 45, E 2n = 50 Pembesaran 1000 x dan F bentuk kromosom ikan toman. Gambar 2. Kromosom ikan serandang. A 2n = 46, B 2n = 43, C 2n = 46, D 2n = 40, E 2n = 46, Pembesaran 1000 x dan F bentuk kromosom ikan serandang. Pembahasan Hasil dari pengamatan terhadap preparat ikan toman dan ikan serandang menunjukkan bahwa kromosom terlihat berwarna ungu sesuai dengan pewarnaan yang digunakan Gambar 1 dan 2. Ukuran kromosom terlihat sangat kecil dengan warna gelap. Menurut Stansfield 1991 dalam Parhusip 2010 yang menyatakan Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 130 bahwa pengamatan yang dilakukan di bawah mikroskop cahaya, kromosom- kromosom akan tampak sebagai butiran-butiran yang halus. Kromosom menjadi terlihat terang karena menggulung, memendek dan menebal karena adanya penambahan matriks-matriks protein sewaktu proses pembelahan sel berlangsung kromosom kelihatan seperti badan gelap dalam sel. Beberapa preparat ikan toman dan serandang yang diamati menunjukkan penyebaran kromosom yang terlihat jelas. Jumlah kromosom yang ditemukan menunjukkan hasil yang beragam. Jumlah kromosom dari 5 preparat yang diamati pada ikan toman yaitu 2n = 40-50 dan ikan serandang yaitu 2n = 43-46. Jumlah kromosom ikan pada umumnya bervariasi. Seperti pada ikan genus Ephinephelus yang memiliki jumlah kromosom 24 Hartono, 2003. Ikan Teleostei umumnya memiliki jumlah kromosom antara 18 sampai 104 Lagler, 1962 dalam Parhusip, 2010. Berdasarkan hasil yang didapat, diketahui bahwa jumlah kromosom ikan toman Gambar 1 dari lima preparat yang diamati memiliki kisaran 2n = 40-50. Sedangkan pada preparat ikan serandang Gambar 2 didapatkan jumlah kromosom dengan kisaran 43-46 dari 5 preparat yang diamati dengan modus 46. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jumlah kromosom ikan serandang 2n berkisar antara 43-46. Penggunaan modus ini dilakukan menurut Hartono 2003. Kromosom pada beberapa spesies ikan kemungkinan akan ada kesamaan jumlah. Tetapi bila dilihat dari bentuk, ukuran dan komposisinya dapat berbeda. Makin jauh hubungan kekerabatan suatu organisme maka semakin besar kemungkinan perbedaan jumlah, bentuk serta susunan kromosomnya Sharma dan Sharma, 1983 dalam Siagian, 2006. Penelitian tentang sitogenetik pada beberapa jenis ikan diketahui bahwa ada beberapa spesies dari genus yang sama memiliki jumlah set kromosom yang berbeda seperti pada ikan rainbow trout dimana jumlah kromosom berkisar antara 2n = 58–63 Colihueque et al., 2000 dalam Siagian, 2006, pada spesies crab 2n = 146–148 Lee et al., 2004 dalam Siagian, 2006. Penelitian yang dilakukan oleh Singh et al. 2013 pada ikan famili Channidae spesies Channa gachua dari India Tenggara didapatkan jumlah kromosom adalah 56 2n = 112 sampai 78 pasang 2n = 156 dan pada spesies Channa marulius dari Sungai Indus Pakistan yang dilakukan oleh Bhatti et al. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 131 2013, didapatkan 22 pasang jumlah kromosom 2n = 44. Penelitian lain yang dilakukan oleh Novizarni 2005, mengenai jumlah kromosom Cyprinus carpio menunjukkan hasil 2n = 50. Sementara Wati 2008, yang meneliti jumlah kromosom dari salah satu spesies Cyprinidae yaitu Mystacolensus padangensis melaporkan jumlah kromosom 2n = 50. Beberapa spesies ada yang mempunyai jumlah kromosom yang sama dan ada yang berbeda. Menurut Sinnot et al. 1959 dalam Wati 2008 jumlah kromosom dapat sama atau berbeda antara satu spesies dengan spesies lainnya, akan tetapi pada spesies-spesies yang mempunyai jumlah kromosom sama akan terdapat perbedaan pada morfologi kromosomnya. Kromosom yang diamati dapat berasal dari beberapa sumber sel. Masing-masing sumber memiliki kelebihan dan kekurangan. Insang, sirip, epitel sisik dan epitel insang kurang baik untuk digunakan karena jaringan ini biasanya sedikit sekali sel yang membelah. Ginjal merupakan jaringan yang baik untuk digunakan dalam pembuatan preparat kromosom karena sel-selnya aktif membelah. Hal ini berkaitan dengan fungsinya sebagai pusat pembentukan sel darah merah atau selnya sering mengalami kerusakan Denton, 1973 dalam Sucipto, 2008. Pada pengamatan di mikroskop, dari beberapa preparat yang diamati yaitu insang, ginjal dan sirip, ditemukan sebaran kromosom yang baik adalah pada ginjal ikan toman dan serandang. Jusuf 2001, menjelaskan bahwa di dalam pewarisan kromosom kepada anakannya, terjadi dua sistem pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Pada pembelahan mitosis memiliki beberapa fase antara lain interfase, metafase, anafase dan telofase. Pada tahap metafase kromosom akan tampak jelas karena pembelahan sel akan dihambat. Bahan yang paling sering digunakan sebagai penghambat pembelahan mitosis adalah kolkisin. Kolkisin adalah suatu alkaloida hasil ekstraksi umbi tanaman Colcicum autumnale yang berpengaruh unik, yaitu dapat meniadakan pembentukan gelendong inti dan menghentikan pembelahan mitosis pada stadium metafase, fase dimana kromosom berkontraksi maksimal dan nampak paling jelas Denton, 1973; Sharma, 1976; Surya, 1994 dalam Sucipto, 2008. Konsentrasi normal yang biasa digunakan untuk jaringan ikan berkisar antara 0,01-0,1% untuk periode waktu 1-6 jam Denton, 1973 dalam Sucipto, 2008. Selain kolkisin dapat juga menggunakan kolsemid deacethymethyl colcicine, Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 132 velban vinblastine sulfate, asenaften, kloral hidrat, coumarin dan turunannya, askalin, isopsoralen, oksiquinalen, dan P-diklorobenzen Sharma, 1976 dalam Sucipto, 2008. Pada penelitian ini karena sampel ikan yang digunakan berukuran besar, maka preparat kromosom dibuat dengan metode squash yang mengacu kepada Gul et al. 2004 dalam Roesma et al. 2012, dengan modifikasi yaitu dengan metode injeksi. Hubungan kekerabatan merupakan suatu gambaran organisme yang satu dengan yang lain, baik yang sekarang ada maupun yang hidup di masa silam selama perkembangan sejarah filogenetiknya. Dalam sistematika, jauh dekatnya hubungan antarkesatuan taksonomi dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu fenetik dan filogenetik. Kekerabatan genetik ditentukan oleh banyaknya persamaan sifat-sifat yang tampak, sedangkan kekerabatan filogenetik ditentukan berdasarkan asal usul nenek moyang sesuai perkembangan atau proses evolusi Davis dan Heywood, 1973 dalam Utama et al., 2012. Seperti pada ikan toman dan serandang juga memiliki persamaan sifat salah satunya yaitu kedua ikan ini bersifat predator sama seperti genus Channa spesies lainnya. Dilihat dari segi fenotip, ikan toman dan ikan serandang dapat kita bedakan secara langsung dengan melihat morfologinya. Ikan toman dan ikan serandang mempunyai kemiripan yaitu ikan ini termasuk ikan dengan sebutan ikan-ikan snakehead yang mempunyai bentuk kepala yang menyerupai ular sama seperti ikan-ikan dari famili channidae lainnya. Analisa kromosom di bidang perikanan mempunyai banyak peranan. Karakteristik kromosom ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi genotip hasil hibrid, membandingkan spesies yang berbeda, evolusi, pengelolaan stok ikan, pencemaran lingkungan, penyebab terjadinya penyakit, identifikasi spesies, penentuan jenis kelamin dan masih banyak lagi. Selain itu analisa kromosom juga dapat dipakai dalam mengetahui kekerabatan suatu spesies ikan. Makin jauh hubungan kekerabatan suatu organisme, makin besar kemungkinan perbedaan jumlah, bentuk, serta susunan kromosomnya Yatim, 1991. Pada ikan toman dan ikan serandang hubungan kekerabatannya cukup dekat, yaitu kedua ikan ini mempunyai kesamaan kedudukan taksonomi pada tingkat kingdom, filum, kelas, ordo, famili dan genus. Dengan adanya kesamaan ini, diharapkan dimasa yang akan datang kedua ikan ini dapat dilakukan kegiatan hibridisasi yang dapat Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 133 menghasilkan varietas baru yang lebih unggul. Sebagai informasi awal, hasil penelitian ini dapat memberikan data yang berguna terutama sebagai dasar untuk menduga adanya tingkatan evolusi spesies dalam satu genus berdasarkan sedikit atau banyaknya jumlah kromosom. Denton 1973, menyatakan bahwa adanya kecenderungan hubungan jumlah kromosom terhadap tingkatan evolusi spesies. Spesies yang lebih primitif lebih banyak jumlah kromosomnya dibandingkan dengan spesies yang lebih maju. Hal ini terjadi karena kromosom spesies yang lebih primitif sebagian besar terdiri dari akrosentrik, sedangkan kromosom spesies yang lebih maju sebagian besar terdiri dari kromosom metasentrik. Hasil penelitian ini juga membuka peluang bagi kajian-kajian yang lebih spesifik lainnya seperti analisa kariotip, pemetaan repetitif DNA dengan teknik FISH Fluorecent in situ Hiybridization dan berbagai kajian lainnya yang berhubungan. Keakuratan analisa dari masing-masing kajian tersebut berpeluang besar untuk mendeteksi perbedaan-perbedaan yang mungkin ada, baik antar populasi pada spesies yang sama dengan jumlah kromosom yang sama maupun antar spesies yang berbeda dengan jumlah kromosom yang sama. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat perbedaan jumlah kromosom dari dua spesies ikan genus Channa, untuk C. micropeltes memiliki jumlah kromosom 2n berkisar 40-50, sedangkan C. pleuropthalmus memiliki jumlah kromosom 2n berkisar 43-46. DAFTAR PUSTAKA Bhatti, M. Z., M. Rafiq and A. Mian. 2013. Karyotype of sol Channa marulius from Indus River Pakistan. The Journal of Animal and Plant Sciences. Vol 23 2 475-479. Denton, T. E . 1973. Fish Chromosome Methodology. Charles C. Thomas phublisher. Springs Field, Illionis, USA. 165 p. Djamhurijah, S., O. Carman dan Abinawanto. 2001. Karyotipe ikan pelangi merah Glossolepis incisus. Jurnal Akuakultur Indonesia. Vol 2 1 19-23.. Hartono, D. P. 2003. Karakteristik kromosom ikan kerapu. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Jusuf, M. 2001. Genetika 1. Sagung Seto. Bogor. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 134 Muflikhah, N., M, Safran dan N. K. Suryati. 2008. Gabus. Balai Riset Perikanan Perairan Umum. Palembang. Muslim. 2013. Jenis-jenis ikan gabus Genus Channa di perairan rawa banjiran Sungai Kelekar Indralaya Ogan Ilir Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Nasional Biologi Untuk Kesejahteraan Manusia dan Lingkungan. Novizarni. 2005. Jumlah kromosom ikan mas Cyprinus carpio LNN. di Sentra Produksi Perikanan Rao dan Padang Belimbing Kab. Solok. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Andalas. Padang. Parhusip, J. 2010. Perbedaan kariotipe dua spesies ikan batak Neolissochilus sp. dan Tor sp. Skripsi. Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Medan. Roesma, D., Syaifullah dan Melyawati. 2012. Pengamatan kromosom ikan bilih Mystacoleucus padangensis BLKR., Cyprinidae dari Danau Singkarak Sumatera Barat. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas. Padang. Siagian, W. K. 2006. Karakteristik kromosom ikan manvis Pterophyllum scalare. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Singh, S., C. Sing., L. Thoudingjam and G. Waikhom. 2013. A New Report of Karyotype in the Freshwater Snakehead Fish, Channa gachua Channidae Perciformes from Northeast India, Manipur. International Journal of Research in Fisheries and Aquaculture. Vol 31 7-10. Sucipto, A. 1997. Karyotipe ikan nila merah Oreochromis sp.. Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan Institut Pertanian Bogor Supiwong, W., J. Pornpimol dan T. Alongkoad. 2009. A New Report of Karyotype in the Chevron Snakehead Fish, Channa striata Channidae, Pisces from Northeast Thailand. Department of Biology, Faculty of Science, Khon Kaen University. Thailand. Walter, R., Jr. Courtenay and J. D. Williams. 2004. Snakeheads Pisces, Channidae - A Biological Synopsis and Risk Assessment. Geological Survey Circular 1251. Wati, M. 2008. Studi kromosom ikan bilih Mystacolensus pandangensis, Blkr, Cyprinidae Danau Singkarak Sumatera Barat. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas. Padang. Yatim, W. 1991. Biologi Modern Biologi Sel. Tarsito. Bandung Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Resfiza, et al. 2014 ... Penelitian mengenai aspek biologi ikan gabus di Indonesia sudah banyak dilakukan antara lain tentang aspek biologi reproduksi Makmur, Raharjo, & Sukimin, 2003;Muslim, 2007c, biologi Puspaningdiah, Solichin, & Ghofar, 2014, jenis ikan gabus , karakteristik kromosom ikan gabus dari habitat berbeda Saputra, Muslim, & Sasanti, 2014, perbedaan kromosom ikan gabus dengan ikan toman Resfiza, Muslim, & Sasanti, 2014, pertumbuhan benih ikan gabus Al-Fathansyah, Muslim, & Khotimah, 2015;Prakoso, Ath-thar, Radona, & Kusmini, 2018. ... Muslim MuslimSnakehead fish Channa striata is one type of freshwater fish that has high economic value. These fish has good biological potential to be developed into an aquaculture commodity. Besides having the advantage of biological aspects, this species also has business prospects in the future. In addition to being used as a side dish, this fish can be processed into various processed products. At present, snakehead fish is also used as a wound healing drug, because its meat contains albumin. With the advantages of biological and economic aspects, then potential this species is breeding to produce larvae that are ready to be stocked into the waters as an effort to conserve fish resources and increase population in nature. In addition, fish breeders can be used for aquaculture. Muslim MuslimSuatu penelitian dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis ikan gabus yang terdapat di rawa banjiran sekitar Sungai Kelekar Indralaya telah dilakukan pada bulan April-Agustus yang digunakan adalah metode survey, observasi dan wawancara dengan masyarakat nelayan. Hasil penelitian diperoleh 4 jenis ikan dari Genus Channa kelompok ikan gabus yaitu ikan gabus Channa striata, ikan toman Channa micropeltes, ikan bujuk Channa lucius, dan ikan serandang Channa pleuropthalamus.Kondisi kualitas air habitat ikan Channidae cenderung berbeda tiap chromosomes of the freshwater snakehead fish Channa gachua Hamilton from Northeast India, Manipur were investigated for the first time by using conventional staining diploid chromosome number was 2n=56 with karyotype composed of 24 metacentric m, 16 submetacentric sm, 6 subtelocentric st and 10 telocentric t chromosomes, having fundamental arm numbers, NF=96, without heteromorphic sex chromosomes. This is a new report of karyotype in the C. gachua. The present study gives the karyotypic and cytogenetic data of channid fishes and enhances the cytotaxonomic information and chromosome evolution of Channidae family. Introduction The freshwater dwarf snakehead fish, is a member of the family Channidae, represented by 32 species, of which 29 are of Asian genus Channa Scopoli and 3 of African genus Parachanna [14]. They are freshwater predatory fishes found throughout South, East and Southeast Asia and are very important in fishery, aquaculture, food fish species, pharmaceutical products and traditional medicine [19]. Out of 32 species of Channa 11 species are reported so far from the Northeast India [14, 39]. Two of the eleven species of Channa of this region known to taxonomists have been studied karyotypically so far, each having a different diploid number 2n=32 and 2n=40 [20]. However, the present karyotypic study of of this region shows different diploid count of 2n=56, as reported from other geographical areas of India by earlier workers. Sharma and Agarwal [21] reported the diploid chromosome number of from Surinsar lake Jammu and Kashmir, India as 2n=78, similar to the reports of Manna and Prasad [9] from Kalyani region West Bengal, India though their fundamental arm numbers and karyotypes were different Table. 1. Variations on chromosome number and morphology can be found between different populations of the same species or among different individuals of the BhattiM. RafiqA. MianSol Channa marulius, family Channidae, order Perciformes is an important fish species indigenous to Indo-Pakistan sub-continent, and has a commercial value, adapted to survive in low dissolved oxygen. Three populations Indus, Indian and Thailand appear isolated and significant difference between Indus and Indian population has appeared in mansural characters. Karyological studies on Channa marulius suggest a diploid number of 44 for the species but the Indian population and Thailand population are different in number of metacentric and telocentric chromosomes. Sol samples n =7, 15-20 cm were collected from Head Tounsa river Indus and their gill tissues were removed, torn apart and left in hypotonic solution, fixed and spread over a glass slide, stained with aceto-orcein and studied under microscope 100 X. Study of 45 well spread metaphase suggested a diploid number of 44, 8 metacentric having arm ratio of around 2 and 36 telocentric. Present population shares 2n number of 44 with the stocks of the species present in India and Thailand, yet is different from two other stocks in respect of chromosome morphology Indian 40 metacentric + 4 telocentric; Thailand 4 metacentric + 4 submetacentric + 36 telocentric, suggesting intraspecific differences probably caused by ParhusipThe research of " Karyotype Differences of Two Species of Batak fish Tor Neolissochilus sp. and Tor sp." has conducted from March to September 2009 at Genetics’ Laboratory of Mathematics and Natural Sciences Faculty, University of Sumatera Utara, Medan. Analysis carried out on the gills of two species of fish by using a method developed by Fisher and Rachlin 1972 with Giemsa staining. The results of this study showed karyotype differences from Neolissochilus sp. and Tor sp. Neolissochilus sp. and Tor sp. has 3 types of chromosomes with chromosome type metacentric, submetacentric and telocentric. The longest chromosome of Neolissochilus sp. is the chromosome number 1 with a length of μm with chromosome type submetacentric while, the longest chromosome of Tor sp is chromosome number 1 with length μm with metacentric type. The shortest chromosome of Neolissochilus sp. is the chromosome number 40 with a length of μm with chromosome type telosentric. While the shortest chromosome of Tor sp. is chromosome number 27 with length μm with chromosome type telocentric. The biggest chromosome arm relative Percentage % PR of Neolissochilus sp. is % while, Tor sp. is %. The smallest chromosome arm relative percentage of Neolissochilus sp. is % while Tor sp. %. The biggest percentage centromere index % IS of Neolissochilus sp. and Tor sp. has same value 100%. The smallest percentage centromere index of Neolissochilus sp. is 25 %, while Tor sp. is 28 %. Penelitian tentang ” Perbedaan Kariotipe Dua Spesies Ikan Batak Neolissochilus sp. dan Tor sp.” telah dilakukan pada bulan Maret 2009 sampai dengan September 2009 di Laboratorium Genetika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Sumatera Utara, Medan. Analisis dilakukan terhadap insang dari kedua jenis ikan tersebut dengan mengunakan metode yang dikembangkan oleh Fisher dan Rachlin 1972 dengan pewarnaan Giemsa. Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan karyotipe dari Neolissochilus sp. dan Tor sp. Neolissochilus sp. dan Tor sp. mempunyai 3 jenis kromosom dengan tipe kromosom metasentis, submetasentris dan telosentris. Kromosom terpanjang Neolissochilus sp. adalah kromosom nomor 1 dengan panjang kromosom 0,75 µm dengan tipe kromosom submetasentris sedangkan Tor sp. kromosom terpanjang adalah kromosom nomor 1 dengan panjang kromosom 0,87 µm dengan tipe kromosom metasentris. Kromosom terpendek Neolissochilus sp. adalah kromosom nomor 40 dengan panjang kromosom 0,04 µm dengan tipe kromosom telosentris. Sedang pada Tor sp. kromosom terpendek adalah kromosom nomor 27 dengan panjang kromosom 0,09 µm dengan tipe kromosom telosentris Persentase panjang relatif lengan % PR kromosom terbesar pada Neolissochilus sp. adalah 7,2 % sedang pada Tor sp. adalah 7,85 %. Persentase panjang relatif lengan kromosom terkecil pada adalah Neolissochilus sp. adalah 0,3 % sedang pada Tor sp. 0,75 % . Persentase indeks sentromer % IS yang terbesar Neolissochilus sp. dan Tor sp. sama yaitu 100%. Sementara % IS terkecil pada Neolissochilus sp. adalah 25 %, sedang pada Tor sp. nilai % IS terkecil adalah 28 %. 050805065Karyotipe ikan pelangi merah Glossolepis incisusS DjamhurijahO Carman Dan AbinawantoDjamhurijah, S., O. Carman dan Abinawanto. 2001. Karyotipe ikan pelangi merah Glossolepis incisus. Jurnal Akuakultur Indonesia. Vol 2 1 19-23..Karakteristik kromosom ikan kerapu. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian BogorD P HartonoHartono, D. P. 2003. Karakteristik kromosom ikan kerapu. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. JusufJusuf, M. 2001. Genetika 1. Sagung Seto. kromosom ikan mas Cyprinus carpio LNN. di Sentra Produksi Perikanan Rao dan Padang Belimbing Kab. Solok. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamNovizarniNovizarni. 2005. Jumlah kromosom ikan mas Cyprinus carpio LNN. di Sentra Produksi Perikanan Rao dan Padang Belimbing Kab. Solok. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas kromosom ikan bilih Mystacoleucus padangensis BLKRD RoesmaSyaifullah Dan MelyawatiRoesma, D., Syaifullah dan Melyawati. 2012. Pengamatan kromosom ikan bilih Mystacoleucus padangensis BLKR., Cyprinidae dari Danau Singkarak Sumatera Barat. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas. kromosom ikan manvis Pterophyllum scalare. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian BogorW K SiagianSiagian, W. K. 2006. Karakteristik kromosom ikan manvis Pterophyllum scalare. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
" Tahu Ikan Gabus? Tentu tahu bukan!! tapi tahukah kamu dengan Ikan Toman? Apa sih Perbedaan Ikan Gabus dan Ikan Toman? Apa ada ciri-ciri khusus diantara keduanya? " Perbedaan Ikan Gabus dan Toman - Buat sobat di luar pulau Jawa tentu sudah tidak asing lagi dengan Ikan Toman karena ikan satu ini memang berasal dari Luar Pulau Jawa. Tapi berbeda dengan Penduduk Pulau Jawa yang masih asing dengan Ikan Toman. Sekilas keduanya memang tidak jauh berbeda, Lantas apa perbedaan Ikan Gabus dan Ikan Toman?. Keduanya merupakan Keluarga Snakhead dengan ciri khas kepalanya yang mirip ular. Di alam liar, Snakehead merupakan predator air tawar. Karena itulah Snakehead sering menjadi target para pemancing. Ikan Gabus dan Toman sangat agresif saat menyambar umpan dan melakukan perlawanan membabi buta saat dipancing. Dan Tahukah Kamu Apa Perbedaan Ikan Toman dan Ikan Gabus? Baca Juga 2 Bulan Panen!! Pakan Alternatif Ikan Lele biar Cepat Besar [7 Point Penting] Cara Budidaya Ikan Nila di Kolam Terpal 9 Cara Mudah Membedakan Ikan Nila dan Mujair Lengkap + Gambar Perbedaan Ikan Gabus dan Ikan Toman Perbedaan yang sangat menonjol dari keduanya bisa anda lihat dari corak warna yang melekat pada ikan gabus dan ikan toman. Warna dan corak ikan toman lebih tajam dan berfariasi dibandingkan ikan gabus. Selain itu ikan toman juga mempunyai ukuran yang lebih besar dibandingkan gabus. Baiklah kali ini mimin akan membahas perbedaaan keduanya secara lebih spesifik. ikan toman hias ikan toman liar Klasifikasi ilmiah Kingdom Animalia Filum Chordata Kelas Actinopterygii Ordo Perciformes Famili Channidae Genus Channa Spesies C. micropeltes Ciri-Ciri Ikan Toman Ikan toman merupakan jenis predator air tawar dari keluarga snakehead. Ikan toman merupakan jenis terbesar dari keluarga snakeead, maka dari itu toman sering juga disebut Giant Snakehead. Kepala yang besar serta mulut besar dengan gigi yang sangat tajam. Bentuk tubuhnya bulat memanjang separti torpedo dengan ekor yang bulat pula. Setelah dewasa ikan toman berwarna kemerahan dengan garis dan corak orange serta hitam muncul setelah dua bulan. Sebagian juga mengalami perubahan dengan garis kemerahan, bahkan ada yang corak kebiruan sampai hitam dan putih pada tubuh bagian atasnya. Ikan toman dapat tumbuh hingga ukuran 4 kaki 1 meter lebih dengan berat hingga 44 kg. Snakehead jenis ini mampu melompat ke darat dan menghirup okaigen, meskipun hanya dilakukan pada daerah berlumpur atau rawa. Dengan bantuan paru-paru primitif yang terletak dibelakang insang, memungkinkan ikan ini bertahan hidup pada genangan air, dimana kandungan oksigen sangat rendah. Hal tersebut memungkinkan ikan toman mampu melakukan perjalanan di lumpur. Meakipun tidak mampu beeburu di genangan lumpur. Manfaat Dan Kegunaan Ikan toman merupakan jenis ikan yang cukup digrmari karena dagingnyayang lembut. Toman serimg kali dibakar, digulai atau di buat sup. Selain itu toman juga diasinkan untuk dipasarkan ke pulau jawa atau pulau lainnya. Di Singapura ikan toman banyak dipelihara di kolam pemancingan atau saluran air untul rekreasi memancing. Karena tarikan toman memang sangat mengasikan saat tertancap kail. Warnanya yang inda juga mrnjadikan toman sebagai ikan hias diberbagai negara, termasuk Amerika Serikat. Namun kekhawatiran justru muncul di Pulau Jawa. Ikan Toman mulai banyak ditemukan di Pulau Jawa, karena di lepasliarkan di sungai-sungai dengan alasan pengembang biakan atau hobi untuk pancingan. Namun hal ini dilema baru, dengan adanya ikan toman di sungai-sungai pulau jawa dikhawatirkan merusak ekosistem aslinya. Karena memang Ikan Toman bukan asli Pulau Jawa. Ikan Gabus ikan gabus Klasifikasi ilmiah Kingdom Animalia Filum Chordata Kelas Actinopterygii Ordo Perciformes Famili Channidae Genus Channa Spesies C. striata Ciri-Ciri Ikan Gabus Jenis ini merupakan predator air tawar yang sering kita jumpai. Ikan gabus mempunyai sebutan yang berbeda-beda disetiap daerah misalnya, bocek, aruan, haruan, kocolong, bayong, licingan, kutuk, bogo, kabos dan masih banyak kainnya. Dengan kepala berukuran besar dan agar gepeng yang mirip ular, sehingga sering disebut snakehead. Adanya sisik besar diatas kepalanya, dengan warna hitam kecoklatan dan kehijauan. Bagian bawah tubuhnya berwarna putih, dengan mulut yang besar serta gigi tajam layaknya predator. Di Indonesia ikan gabus banyak di jumpai di Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Habitat asli ikan ini ialah aliran sungai besar, rawa-rawa, danau dan danau. Ikan ini menjadi hawa bila terdapat di kolam-kolam peliharaan karena memangsa ikan-ikan kecil. Manfaat dan Kegunaan Ikan gabus sebenarnya punya nilai ekonomis yang tinggi. Rasanya yang gurih dan enak menjadikan ikan gabus menjadi ikan konsumsi. Di Kalimantan dan Sumatera ikan gabus di asinkan untuk selanjutnya di perdagangkan ke daerah lain. Gabus asin punya harga jual yang cukup mahal, selain itu gabus segar banyak dijual dalam keadaan hidup. Yang merupakan sumber protein penting khususnya bagi penduduk desa yang berdekatan dengan sungai, rawa atau sawah. Buat para petani ikan gabus sangat menguntungkan, ikan gabus memakan keong yang banyak hidup di sawah-sawah petani. Keong sering kali merusak tanaman padi yang sedang digarap petani. Untuk mengatasi hal itu petani seringkali membudidayakan ikan gabus di sawah mereka dengan maksud bisa memberantas hama keong. Namun gabus juga bisa merugikan ketika masuk ke kolam-kolam pemeliharaan ikan. Ikan gabus sangat rakus saat memangsa, khususnya ikan peliharaan yang berukuran kecil dan dapat menghabiskan ikan ikan disana. Bahkan di Sulawesi dan Irian Jaya ikan gabus menjadi predator no. 1 yang sangat mengganggu karena telah memangsa dan memusnahkan spesies ikan asli disana. Beberapa tahun lalu di Amerika Utara juga mewaspadai Snakehead sebagai ikan berbahaya. Snakehead masuk ke Amerika sebenarnya sebagai ikan hias, mungkin karena kecerobohan penduduk snakehead lepas ke alam liar dan menyebar ke sungai-sungai dan rawa. Di khawatirkan snake head akan merusah okosistem dan keseimbangan perairan disana. Itulah beberapa perbedaan antara ikan Toman dan Ikan Gabus. Semoga informasi diatas bisa bermanfaat. Terima kasih.
Perbedaan Toman Dan Gabus – Toman dan gabus adalah jenis ikan yang sering ditemukan di Sungai Musi, Sumatera Selatan. Mereka berdua memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda. Namun, mereka juga memiliki karakteristik fisik yang sangat berbeda. Toman memiliki tubuh yang lebih panjang dan berbentuk silinder. Tubuhnya terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor. Bagian kepalanya berwarna coklat dengan perpaduan warna hijau atau hitam. Bagian badannya berwarna putih, sedangkan bagian ekornya berwarna coklat. Ukurannya dapat mencapai sekitar 20-30 cm. Gabus memiliki tubuh yang lebih pendek dan berbentuk bulat. Tubuhnya juga terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor. Bagian kepalanya berwarna coklat dengan perpaduan warna hijau atau hitam. Bagian badannya berwarna putih, sedangkan bagian ekornya berwarna coklat. Ukurannya dapat mencapai sekitar 10-20 cm. Perbedaan lain antara toman dan gabus adalah cara mereka mencari makan. Toman lebih suka mencari makan di permukaan air, sementara gabus lebih suka mencari makan di dasar sungai. Toman juga lebih suka makanan yang bergerak, seperti cacing, sementara gabus lebih suka makanan mati, seperti daun dan bebatuan. Selain perbedaan bentuk dan ukuran tubuh, perbedaan lain antara toman dan gabus adalah habitat mereka. Toman lebih suka hidup di perairan yang lebih dangkal, sedangkan gabus lebih suka hidup di perairan yang lebih dalam. Jadi, itulah perbedaan antara toman dan gabus. Keduanya memiliki bentuk dan ukuran tubuh yang berbeda, cara mencari makan yang berbeda, dan habitat yang berbeda. Selain itu, mereka juga memiliki warna tubuh yang berbeda. Penjelasan Lengkap Perbedaan Toman Dan Gabus1. Toman dan gabus adalah jenis ikan yang sering ditemukan di Sungai Musi, Sumatera Selatan. 2. Toman memiliki tubuh yang lebih panjang dan berbentuk silinder, sedangkan gabus memiliki tubuh yang lebih pendek dan berbentuk Toman dan gabus memiliki warna tubuh yang Toman lebih suka mencari makan di permukaan air, sementara gabus lebih suka mencari makan di dasar Toman lebih suka makanan yang bergerak, sedangkan gabus lebih suka makanan Toman lebih suka hidup di perairan yang lebih dangkal, sedangkan gabus lebih suka hidup di perairan yang lebih dalam. Penjelasan Lengkap Perbedaan Toman Dan Gabus 1. Toman dan gabus adalah jenis ikan yang sering ditemukan di Sungai Musi, Sumatera Selatan. Toman dan gabus adalah jenis ikan yang sering ditemukan di Sungai Musi, Sumatera Selatan. Kedua jenis ikan ini memiliki ciri-ciri yang berbeda yang membedakannya dari satu sama lain. Toman adalah ikan air tawar yang memiliki tubuh yang panjang dan ramping. Warna tubuhnya berwarna coklat tua, dengan beberapa tanda berbentuk cincin yang berwarna lebih cerah di sepanjang tubuhnya. Toman memiliki sirip yang berukuran besar, yang membuatnya mudah terlihat di permukaan air. Toman memiliki sisik yang lembut dan kasar, dan memiliki bulu halus yang tumbuh di sepanjang bagian belakang tubuhnya. Toman umumnya memiliki mata yang lebih kecil dibandingkan dengan gabus. Gabus adalah ikan air tawar yang memiliki tubuh yang lebih besar dan berbentuk bulat. Tubuhnya berwarna coklat muda keabu-abuan, dengan beberapa garis berbentuk cincin yang berwarna lebih cerah di sepanjang tubuhnya. Gabus memiliki sirip yang lebih kecil dibandingkan dengan toman, namun memiliki sisik yang lebih kasar. Bulu halus yang tumbuh di sepanjang bagian belakang tubuhnya juga lebih tipis dari toman. Gabus memiliki mata yang lebih besar dari toman. Kedua jenis ikan ini memiliki manfaat bagi manusia. Toman dan gabus memberikan sumber protein yang baik untuk manusia dan juga memiliki manfaat untuk ekosistem sungai. Toman dan gabus dapat menyebarkan benih dan mengontrol populasi serangga. Mereka juga dapat membantu mengontrol populasi ikan lain di sungai. 2. Toman memiliki tubuh yang lebih panjang dan berbentuk silinder, sedangkan gabus memiliki tubuh yang lebih pendek dan berbentuk bulat. Toman dan Gabus adalah ikan air tawar yang populer di Indonesia. Dua jenis ikan ini sering ditemukan di sungai dan danau, terutama di bagian selatan dari negara ini. Perbedaan utama antara Toman dan Gabus adalah bentuk tubuh. Toman memiliki tubuh yang lebih panjang dan berbentuk silinder, sedangkan gabus memiliki tubuh yang lebih pendek dan berbentuk bulat. Toman memiliki panjang tubuh antara 30-60 cm, dengan ikatan antara ekor dan kepala yang sangat jelas. Tubuhnya berbentuk silinder, dengan warna perut yang lebih terang daripada bagian atasnya. Ekornya berbentuk runcing dan kurus dengan warna yang lebih terang. Gabus juga memiliki panjang tubuh antara 30-60 cm, namun berbentuk bulat dan beratnya lebih berat daripada Toman. Warna tubuhnya cenderung kecoklatan dan kadang-kadang memiliki beberapa garis longitudinal di bagian atasnya. Ekornya berbentuk lebih lonjong dan kurang runcing daripada Toman. Walaupun kedua ikan ini memiliki beberapa perbedaan dalam hal bentuk tubuhnya, mereka masih memiliki beberapa kesamaan. Kedua jenis ikan ini memiliki warna yang mirip, dengan ciri-ciri warna yang terang di bagian perutnya. Mereka juga memiliki cara yang sama untuk bergerak di air dan memiliki habitat yang sama. Kedua jenis ikan ini juga memiliki tingkat kekerasan yang sama. Kesimpulannya, perbedaan utama antara Toman dan Gabus adalah bentuk tubuhnya. Toman memiliki tubuh yang lebih panjang dan berbentuk silinder, sedangkan gabus memiliki tubuh yang lebih pendek dan berbentuk bulat. Walaupun ada beberapa perbedaan lainnya, kedua jenis ikan ini masih memiliki beberapa kesamaan. 3. Toman dan gabus memiliki warna tubuh yang berbeda. Toman dan gabus adalah ikan yang berasal dari genus yang sama, Cyprinus carpio. Meskipun mereka memiliki beberapa kesamaan, mereka juga memiliki beberapa perbedaan. Salah satunya adalah warna tubuh mereka yang berbeda. Toman memiliki warna tubuh yang agak terang dan berbeda dari warna tubuh gabus. Toman memiliki warna tubuh yang lebih terang daripada gabus dengan warna tubuh yang lebih terang yang berwarna hijau kekuningan, dengan bintik-bintik hitam lebih terlihat jelas. Warna ini akan lebih jelas jika ikan itu tersingkap di bawah sinar matahari. Sedangkan gabus memiliki warna tubuh yang lebih gelap daripada tomam. Warna tubuh gabus berwarna coklat gelap dengan bintik-bintik hitam yang kurang jelas. Warna ini tidak akan berubah ketika ikan itu tersingkap di bawah sinar matahari. Kedua jenis ikan ini memiliki warna tubuh yang berbeda yang membuat mereka mudah dibedakan. Toman memiliki warna tubuh yang lebih terang daripada gabus yang memiliki warna tubuh yang lebih gelap. Ini membuat orang yang melihat kedua ikan itu mudah untuk membedakannya. 4. Toman lebih suka mencari makan di permukaan air, sementara gabus lebih suka mencari makan di dasar sungai. Toman dan gabus adalah ikan air tawar yang populer di Asia, yang banyak dibudidayakan di hamparan sungai di banyak negara di kawasan ini. Kedua jenis ikan ini memiliki beberapa perbedaan, termasuk cara mereka mencari makan. Toman adalah ikan yang aktif dan bertengger di permukaan air. Mereka mencari makan di permukaan air dengan melihat-lihat di sekitarnya, kemudian mencelupkan mulut mereka untuk menangkap ikan kecil dan cacing air. Toman akan bertahan di permukaan air sampai mereka menemukan makanan mereka. Gabus adalah ikan yang lebih pasif dan lebih suka mencari makan di dasar sungai. Mereka akan mengintai di dasar sungai dan menunggu titik lemah untuk menangkap ikan kecil yang lewat. Gabus juga dapat menyebabkan kebingungan bagi ikan kecil yang melewati dengan bersembunyi di dasar sungai. Selain itu, mereka juga mencari makanan di dasar sungai dengan menggali tanah di bawah air. Untuk urusan makanan, perbedaan utama antara toman dan gabus adalah bahwa toman lebih suka mencari makan di permukaan air, sementara gabus lebih suka mencari makan di dasar sungai. Toman akan bertengger di permukaan air sampai mereka menemukan makanan mereka, dan gabus akan menyamar di dasar sungai untuk menangkap ikan kecil yang lewat. 5. Toman lebih suka makanan yang bergerak, sedangkan gabus lebih suka makanan mati. Toman dan gabus adalah ikan yang banyak ditemukan di perairan kolam atau tambak di Asia Tenggara. Keduanya memiliki beberapa perbedaan dalam hal ukuran, warna, habitat, dan makanan. Pertama, toman memiliki ukuran yang lebih besar daripada gabus. Toman berukuran antara 15-60 cm panjangnya, sedangkan gabus hanya berukuran 10-20 cm. Selain itu, toman juga memiliki warna yang lebih cerah dan lebih beragam daripada gabus. Toman memiliki warna mulai dari hijau, biru, putih, kuning, dan bahkan hitam. Sementara itu, gabus lebih kehijauan dan lebih terang. Kedua, toman dan gabus memiliki habitat yang berbeda. Toman lebih suka menghuni perairan deras, seperti sungai, tambak, dan kolam. Sementara itu, gabus lebih suka menghuni perairan dangkal, seperti danau maupun sungai yang memiliki aliran lambat. Ketiga, toman dan gabus memiliki kebiasaan makan yang berbeda. Toman lebih suka makanan yang bergerak, seperti serangga air, larva, dan jangkrik. Sedangkan gabus lebih suka makanan mati, seperti pakan ikan, daun, dan sebagainya. Keempat, toman dan gabus memiliki cara berkembangbiak yang berbeda. Toman menggunakan cara berkembangbiak bertelur, dimana ia menetaskan telur di dalam air dan menjaga telur tersebut hingga menetas. Sementara itu, gabus menggunakan cara berkembangbiak bertunas, dimana ia mengeluarkan tunas kecil ke dalam air dan menjaga mereka hingga tumbuh. Kelima, toman lebih suka makanan yang bergerak, sedangkan gabus lebih suka makanan mati. Hal ini karena toman memiliki mulut yang lebih besar dan lebih kuat sehingga ia dapat menangkap ikan dan serangga air yang bergerak. Sementara itu, gabus memiliki mulut yang lebih kecil sehingga ia hanya dapat menelan makanan mati. 6. Toman lebih suka hidup di perairan yang lebih dangkal, sedangkan gabus lebih suka hidup di perairan yang lebih dalam. Toman merupakan ikan yang berasal dari genus Ophiocephalus dan memiliki ukuran tubuh yang cukup besar. Jenis ikan ini hidup di perairan yang lebih dangkal, seperti sungai, danau, ataupun rawa yang berada di daerah tropis. Toman menyukai air yang jernih dan tidak terlalu deras. Ikan ini bisa hidup dengan mudah di air yang tidak terlalu dalam atau di air yang berair payau. Sedangkan gabus merupakan ikan yang berasal dari genus Channa. Ikan ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan dengan toman. Ikan ini biasanya hidup di perairan yang lebih dalam, seperti kolam ataupun sungai yang memiliki arus yang lebih kuat. Gabus menyukai air yang bergerak dan memiliki kedalaman yang cukup dalam. Ikan ini bisa dengan mudah beradaptasi dengan kondisi air yang berbeda. Kesimpulannya, toman lebih suka hidup di perairan yang lebih dangkal, sedangkan gabus lebih suka hidup di perairan yang lebih dalam. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan habitat yang dimiliki oleh kedua ikan ini. Toman lebih suka habitat yang jernih dan tidak terlalu deras, sedangkan gabus lebih suka habitat yang bergerak dan memiliki kedalaman yang cukup dalam.
perbedaan ikan toman dan gabus